Sunday, 16 December 2012

Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik adalah Unsur-unsur pembangun sebuah karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri (unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

PEMBAGIAN UNSUR INTRINSIK
1.      Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari sebuah karya. Tema sebuah cerita disediakan secara tersirat atau implisit.
Cara mencari tema adalah dengan memahami ide utama yang disampaikan pengarang. Selain itu, dapat dilakukan sebagai berikut ini.
q  Membaca karya secara keseluruhan
q  Mengajukan pertanyaan kepada judul yang ada
q  Memahami sikap dan tingkah pola tokoh utama atau tokoh yang menjadi sorotan pertama
Tema, dinyatakan ke dalam bentuk pokok pemikiran dan akan lebih sempurna jika dituangkan ke dalam kalimat pernyataan.
2.      Latar
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar cerita mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot karena latar harus bersatu antara isi dan struktur hingga menghasilkan cerita yang menarik, padat, dan berkualitas.
3.      Alur
Alur merupakan rangkaian peristiwa secara susul-menyusul dan sebab-akibat atau akibat sebab. Rangkaian peristiwa itu menggiring pembaca memecahkan konflik cerita menuju situasi cerita yang seimbang dan harmonis.
Alur merupakan rangkaian peristiwa secara sebab akibat atau akibat sebab. Jika peristiwa yang dirangkai itu secara terlebih dahulu memunculkan sebab dan peristiwa lainnya sebagai akibatnya, alur ini dikenal dengan istilah alur Konvesional, sedangkan peristiwa yang dijalin secara terpola terlebih dahulu menghidangkan akibatnya dari peristiwa sesudahnya dan diikuti dengan sebab peristiwa, alur ini dikenal dengan istilah alur Inkonvesional.
Menurut kajian tradisional, bahwa berdasarkan urutan peristiwa atau kejadiannya, alur dibagi tiga, yaitu:
1)      Alur maju (Kronologis atau Klimaks)
Merupakan alur cerita yang diruntut dari peristiwa yang terjadi saat ini, berturut-turut hingga ke peristiwa akhir.
2)      Alur mundur (Flash back atau Refresif)
Merupakan alur cerita yang dimulai dari akhir peristiwa (ending), lalu sedikit demi sedikit menoleh ke peristiwa yang mendahuluinya atau ke peristiwa yang menjadi sebab.
3)      Alur Gabungan (Acak beraturan)
Merupakan alur cerita yang cendrung dalam bentuk cerita secara sebab-akibat.
4.      Konflik
Konflik adalah benturan kepentingan atau masalah antartokoh cerita. Konflik dalam fiksi terbagi atas dua, yakni;
1) Konflik internal
Merupakan pertentangan dan keinginan di dalam diri seorang tokoh.
2)      Konflik eksternal
Merupakan pertentangan antara tokoh satu dengan tokoh yang lain.
5.      Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan atau tokoh-tokoh dalam cerita. Tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama meliputi protagonis (pembawa ide) dan antagonis (penentang ide). Seseorang tersebut memiliki watak atau karakter. Watak atau karakter tokoh cerita misalnya penyabar, pemalu, pemalas, sombong, kikir, atau baik hati. Karena tokoh berperan sebagai pelaku cerita, kehadirannya sangat penting dalam sebuah cerita.

6.      Penokohan
Penokohan adalah watak, sikap atau perilaku tokoh yang digambarkan secara fisik ataupun batin. Penokohan seorang tokoh dapat disampaikan dengan dua cara:
a.      Penokohan secara langsung (analitik)
Pengarang menyampaikan watak atau sifat pelaku cerita secara langsung. Pengarang menyebutkan bahwa tokoh berwatak baik hati, jahat, keras kepala, atau sombong.
b.      Penokohan dengan cara pelukisan (dramatik)
Pengarang menyampaikan sifat pelaku dengan cara menggambarkan (pelukisan) dan tidak disebutkan secara langsung. Penggambaran tersebut dapat disampaikan dengan cara :
     1) Pilihan nama tokoh
     2) Penggambaran fisik tokoh
     3) Penokohan digambarkan melalui dialog antar tokoh

7.      Amanat
Amanat adalah kesan atau pesan  moral dalam cerita. Rancang bangun cerita yang dikehendaki pengarang harus dilandasi amanat, yaitu pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca. Namun amanat ini harus dijalin secara menarik shingga anak-anak tidak merasa membaca wejangan moral atau khotbah agama.

8. Sudut pandang
            Sudut pandang adalah cara pengarang menceritakan tokoh-tokohnya. Ada beberapa jenis pusat pengisahan.
   a. Pengarang sebagai tokoh cerita
            Pengarang sebagai tokoh cerita bercerita tentang keseluruhan kejadian atau peristiwa terutama yang menyangkut diri tokoh
   b. Pengarang sebagai tokoh sampingan
            Orang yang bercerita adalah seorang tokoh sampingan.
   c. Pengarang sebagai orang ketiga
            Pengarang sebagai orang ketiga berada diluar cerita bertindak sebagai pengamat.
   d. Pengarang sebagai tokoh dan narator
            Pengarang bertindak sebagai pelaku cerita dan sekaligus narator yang menceritakan orang lain di samping tentang dirinya.
9. Gaya Bahasa
            Gaya bahasa adalah cara pengarang mengolah bahasa cerita (komunikatif, mudah dipahami, ataukah berbelit-belit). Gaya menentukan keberhasilan sebuah cerita. Secara tradisional dikatakan bahwa keberhasilan sebuah cerita bukan pada apa yang dikatakan, melainkan bagaimana mengatakannya.

No comments:

Post a Comment